πŸ”§ Warga Wonosobo Bongkar Bangunan Pribadi Demi Cegah Banjir: Langkah Nyata untuk Kepentingan Bersama


WONOSOBO – Keputusan mengejutkan sekaligus menginspirasi datang dari seorang warga Wonosobo yang secara sukarela membongkar bangunannya sendiri setelah disebut-sebut sebagai penyebab genangan air di wilayah sekitarnya.

Bangunan yang berdiri di atas aliran Sungai Wangan Aji itu sebelumnya direncanakan sebagai ruko dan tempat ibadah. Namun setelah ramai dibicarakan di media sosial karena diduga menghambat aliran air hingga menyebabkan banjir, pemiliknya memilih untuk mengambil tindakan yang jarang dilakukan: menghancurkan bangunannya sendiri.

πŸ“± Ramai di Media Sosial, Dipuji Publik

Sebuah video yang memperlihatkan proses pembongkaran menggunakan alat berat beredar luas di media sosial. Warganet memberi apresiasi atas sikap tanggap dan kepedulian sosial dari pemilik bangunan yang telah mengeluarkan biaya pembangunan hingga ratusan juta rupiah tersebut.

Tindakan ini menjadi sorotan karena dilakukan tanpa tekanan atau paksaan dari pihak berwenang.

πŸ›οΈ Pemerintah Kabupaten Beri Respon Positif

Menanggapi aksi tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo, menyampaikan rasa hormat dan apresiasinya. Ia menyebut bahwa keputusan warga tersebut menunjukkan kesadaran hukum dan kepedulian terhadap dampak lingkungan yang lebih luas.

Ia menegaskan, membangun di atas sempadan sungai merupakan pelanggaran karena berisiko menghambat aliran air dan membahayakan masyarakat.

πŸ” Pemerintah Akan Tindaklanjuti Kasus Serupa

Pemerintah daerah juga mencatat bahwa masih ada lebih dari 100 titik bangunan liar lain yang berdiri di sepanjang jalur Sungai Wangan Aji. Saat ini, pendekatan persuasif tengah dilakukan agar pemilik bangunan lain bersedia melakukan pembongkaran secara sukarela, sebelum penegakan hukum dilakukan.

Tak hanya itu, Pemkab membuka opsi relokasi ke tempat usaha yang lebih sesuai, seperti kios kosong di pasar-pasar milik pemerintah.


πŸ“ Kesadaran Warga Jadi Harapan Baru

Langkah berani warga tersebut menjadi simbol bahwa perubahan tidak selalu harus datang dari atas. Ketika masyarakat mulai memahami pentingnya menjaga tata ruang dan kelestarian lingkungan, maka potensi untuk hidup lebih aman dan tertib pun terbuka lebar.

Kadang, tindakan kecil seperti ini justru punya dampak besar bagi banyak orang. Bukan karena terpaksa, tapi karena peduli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

About the author

Sophia Bennett is an art historian and freelance writer with a passion for exploring the intersections between nature, symbolism, and artistic expression. With a background in Renaissance and modern art, Sophia enjoys uncovering the hidden meanings behind iconic works and sharing her insights with art lovers of all levels. When she’s not visiting museums or researching the latest trends in contemporary art, you can find her hiking in the countryside, always chasing the next rainbow.