Setiap tanggal 27 Oktober, Indonesia memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) — momentum penting yang tak hanya menandai perjalanan panjang sektor kelistrikan di Tanah Air, tetapi juga menjadi simbol dari semangat pembangunan, kemandirian energi, dan pelayanan bagi masyarakat. Tahun 2025 ini, peringatan HLN memasuki usia ke-80, sebuah tonggak sejarah yang sarat makna tentang bagaimana listrik telah menjadi denyut kehidupan bangsa.
Awal Mula Hari Listrik Nasional
Sejarah Hari Listrik Nasional berawal dari masa-masa perjuangan pasca kemerdekaan. Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, Indonesia masih bergantung pada perusahaan listrik milik Belanda, yaitu N.V. Aniemaatschappij (ANIEM). Namun, situasi politik yang berubah membuat para pemuda dan pekerja listrik mengambil alih perusahaan tersebut pada 27 Oktober 1945, yang kemudian dinasionalisasi menjadi Jawatan Listrik dan Gas di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Listrik Nasional, sebuah penghormatan terhadap perjuangan para teknisi dan pekerja listrik yang dengan semangat kemerdekaan berusaha menerangi bangsa sendiri.
Dari jawatan itu, sektor listrik terus berevolusi hingga berdirinya Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun 1965, yang menjadi tulang punggung penyedia energi listrik nasional hingga hari ini.
Perjalanan Panjang Menerangi Nusantara
Selama delapan dekade, pembangunan kelistrikan Indonesia telah mengalami kemajuan luar biasa. Dari masa ketika listrik hanya tersedia di kota-kota besar, kini elektrifikasi nasional telah mencapai lebih dari 99,7%, menandakan hampir seluruh pelosok negeri sudah tersentuh cahaya lampu.
Program seperti “Listrik Desa” dan proyek energi terbarukan menjadi bagian dari misi besar negara untuk memastikan setiap warga — dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote — merasakan manfaat energi yang merata.
Tak hanya fokus pada distribusi, pemerintah dan PLN juga berupaya mendorong transisi energi bersih, dengan mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya, angin, air, dan panas bumi. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon serta target Net Zero Emission pada 2060.
Makna Perayaan HLN ke-80 Tahun 2025
Memasuki usia ke-80, peringatan Hari Listrik Nasional tahun ini mengusung semangat baru: “Energi Bersih, Indonesia Maju”. Tema ini menekankan pentingnya inovasi teknologi, efisiensi energi, dan peran masyarakat dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Berbagai kegiatan digelar di seluruh Indonesia — mulai dari upacara, seminar energi hijau, kompetisi inovasi listrik, hingga kegiatan sosial di daerah terpencil yang belum sepenuhnya teraliri listrik. Di kantor pusat PLN, perayaan biasanya ditandai dengan refleksi sejarah, penghargaan bagi pegawai berprestasi, dan pameran teknologi energi terbaru.
Momentum ini juga menjadi ajang apresiasi terhadap para insan kelistrikan — para teknisi, insinyur, dan petugas lapangan yang kerap bekerja tanpa kenal waktu demi memastikan pasokan listrik tetap stabil, bahkan di tengah bencana atau cuaca ekstrem.
Listrik Sebagai Simbol Kemajuan Bangsa
Listrik bukan hanya tentang menyalakan lampu, tetapi juga tentang menyalakan kehidupan. Dari industri hingga pendidikan, dari rumah tangga hingga ruang digital, hampir semua sektor kini bergantung pada energi listrik.
Ketika cahaya menyala di rumah-rumah di pedalaman Papua, ketika pabrik-pabrik di Jawa beroperasi tanpa henti, dan ketika siswa bisa belajar secara daring di pelosok Sumatra — di situlah makna sejati Hari Listrik Nasional terasa nyata.
Tinggalkan Balasan