Memperingati Hari Rabies Sedunia: Melindungi Manusia dan Hewan dari Ancaman Virus Mematikan


Jakarta, 28 September 2025 — Setiap tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia, sebuah momentum global untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyakit rabies dan mendorong langkah‑langkah pencegahan. Rabies merupakan penyakit berbahaya yang menyerang sistem saraf pusat dan biasanya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, terutama anjing.

Pentingnya Kesadaran Rabies

Meski rabies termasuk penyakit yang dapat dicegah, virus ini masih menjadi ancaman nyata di berbagai negara, termasuk Indonesia. Penularan rabies yang tidak tertangani dapat berakibat fatal. Oleh sebab itu, edukasi dan pencegahan menjadi kunci utama dalam mengendalikan penyakit ini.

Tema dan Fokus Tahun 2025

Tahun ini, peringatan Hari Rabies Sedunia mengusung tema “Vaksinasi dan Edukasi untuk Masa Depan Bebas Rabies”. Tema ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, petugas kesehatan, dan pemerintah dalam upaya menghapus rabies dari muka bumi.

Bentuk Kegiatan Peringatan

Berbagai kegiatan dilakukan untuk memperingati hari ini, antara lain:

  • Program vaksinasi massal hewan peliharaan di sejumlah kota.
  • Kampanye edukasi publik mengenai cara mengenali gejala rabies dan langkah penanganannya.
  • Pelatihan bagi tenaga medis dan relawan untuk tanggap darurat rabies.
  • Penyebaran materi edukasi melalui media sosial, seminar, dan brosur.

Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Upaya pencegahan rabies sederhana namun efektif meliputi:

  1. Melakukan vaksinasi rutin pada hewan peliharaan.
  2. Menghindari kontak langsung dengan hewan liar.
  3. Segera membersihkan luka gigitan atau cakaran dan mencari penanganan medis.
  4. Mengikuti program vaksinasi hewan yang digelar pemerintah atau lembaga terkait.

Harapan Global

Hari Rabies Sedunia bukan sekadar peringatan, tetapi ajakan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu melawan penyakit ini. Melalui tindakan preventif dan kesadaran bersama, dunia dapat bergerak menuju visi bebas rabies di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

About the author

Sophia Bennett is an art historian and freelance writer with a passion for exploring the intersections between nature, symbolism, and artistic expression. With a background in Renaissance and modern art, Sophia enjoys uncovering the hidden meanings behind iconic works and sharing her insights with art lovers of all levels. When she’s not visiting museums or researching the latest trends in contemporary art, you can find her hiking in the countryside, always chasing the next rainbow.