Suasana Cengkareng, Jakarta Barat, mendadak mencekam pada sebuah malam yang seharusnya berjalan biasa. Dua kelompok—anggota organisasi masyarakat BPPKB dan sekelompok penagih utang yang dikenal masyarakat dengan sebutan “Mata Elang”—terlibat bentrokan yang membuat warga sekitar panik dan memilih mengunci pintu rumah masing-masing.
Awal Ketegangan: Dari Cekcok ke Kekacauan
Menurut kesaksian warga, keributan bermula dari adu mulut antara beberapa anggota BPPKB dan kelompok Mata Elang di dekat kawasan permukiman padat. Perselisihan kecil itu kemudian merembet menjadi perdebatan sengit yang menarik perhatian banyak orang.
Situasi memanas dalam hitungan menit. Kedua kelompok saling dorong, sebelum akhirnya berubah menjadi bentrokan terbuka yang mengganggu aktivitas jalanan dan membuat pengendara terpaksa memutar arah.
Warga Ketakutan, Toko-Toko Tutup Mendadak
Suara teriakan serta kepanikan orang-orang yang berlarian membuat suasana di sekitar lokasi semakin tegang. Beberapa toko dan warung memilih menutup rolling door lebih cepat, sedangkan para pemilik rumah meminta anak-anak mereka menjauhi jendela.
“Suasananya benar-benar tegang, kami takut tiba-tiba ricuh lebih besar,” ujar salah satu warga yang menyaksikan kejadian dari kejauhan.
Polisi Bergerak Cepat Meredakan Situasi
Tak lama setelah laporan warga masuk, petugas kepolisian dari Polsek Cengkareng dan Polres Metro Jakarta Barat dikerahkan ke lokasi. Kehadiran aparat membuat kedua kelompok perlahan mundur dan situasi berhasil diredam sebelum jatuh korban serius.
Polisi kemudian mengamankan beberapa orang untuk dimintai keterangan sekaligus menelusuri pemicu utama bentrokan.
Investigasi Berlanjut: Cari Akar Masalah
Hingga saat ini, penyelidikan masih berlangsung. Polisi mendalami apakah bentrokan ini berhubungan dengan persoalan penarikan kendaraan, salah paham antarindividu, atau ada konflik yang lebih besar di balik layar.
Aparat menegaskan bahwa tindakan anarkis yang meresahkan masyarakat tidak akan ditoleransi, baik dilakukan ormas maupun kelompok mana pun.
Warga Harap Ketertiban Pulih
Setelah keributan mereda, masyarakat sekitar berharap insiden seperti ini tidak terulang lagi. Cengkareng dikenal sebagai kawasan padat dengan aktivitas ekonomi tinggi, sehingga bentrokan sekecil apa pun bisa memicu kepanikan massal.
“Kami hanya ingin lingkungan aman. Jangan sampai permasalahan kelompok meresahkan yang tidak tahu apa-apa,” kata seorang pedagang kaki lima.
Tinggalkan Balasan